Gubernur Bengkulu Sampaikan Pidato Perdamaian di Forum Asosiasi Peneliti Perdamaian Asia Pasifik
By Abdi Satria
nusakini.com-Bengkulu- Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyampaikan pidato perdamaian pada forum _*Asia Pacific Peace Research Association*_ (APPRA) 2019 di Anjungan Daerah Bengkulu Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Sabtu (4/5).
Dalam pidatonya, Rohidin menyampaikan bahwa perdamaian merupakan transformasi konflik yang berlangsung tanpa kekerasan. Perdamaian selain merupakan sebuah keadaan, juga suatu proses kreatif tanpa kekerasan yang dialami dalam transformasi suatu konflik.
Perdamaian, tegas Rohidin, bukan sekedar soal ketiadaan kekerasan atau situasi yang anti kekerasan. Lebih jauh dari itu adalah mengandung mengertian keadilan dan kemajuan.
"Indonesia mempunyai 4 pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Inilah yang menjadi Indonesia kokoh," terang Rohidin.
Rohidin menjelaskan, 4 pilar tersebut berfungsi sebagai tiang penyangga yang kokoh yang bertujuan agar rakyat Indonesia merasa nyaman, aman, tentram dan sejahtera. Serta terhindar dari berbagai macam gangguan, ancaman, dan bencana sosial.
Dan juga, kata Rohidin, Indonesia yang memiliki ragam kebudayaan, suku, bangsa dan agama, menjunjung tinggi semangat Bhinneka Tunggal Ika. Walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua. Yaitu Indonesia.
Di akhir pidatonya, Rohidin menyampaikan apresiasi sekaligus terimakasih kepada asosiasi regional dari *International Peace Research Association* yang menjadi tuan rumah pada hajatan 2 tahunan Konferensi APPRA 2019 yang konsen membahas isu-isu strategis kontemporer, perdamaian dan kebudayaan pada negara-negara demokratis baru di Asia Pasific.
Terlebih adalah, menurut Rohidin, peserta Konferensi APPRA dari 24 negara dapat mengenal kreasi kebudayaan anak bangsa Bengkulu melalui *Rafflesia Art Performance* yang diselenggarakan oleh Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi Bengkulu di Jakarta.
Selain itu juga, Gubernur Rohidin memperkenalkan kekayaan alam Bengkulu. Salah satunya adalah Bunga Rafflesia sebagai bunga terbesar di dunia.
Secara historis Bengkulu melahirkan Ibu Negara Indonesia pertama yaitu Ibu Fatmawati. Sekaligus sebagai penjahit sang saka merah putih yang dikibarkan saat deklarasi kemerdekaan Indonesia.
"Bengkulu memiliki semuanya. Mulai dari kekayaan alam hingga sejarah. Ayo ke Bengkulu! Bengkulu memiliki event-event berkelas nasional & internasional yang akan dimulai tahun ini. Kami tunggu di Bengkulu," tutup Rohidin.
Di lokasi yang sama, Kepala Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Bengkulu Ferry Ernes Parera menyampaikan terimakasih kepada *International Peace Research Association* (IPRA) yang sudah memberikan kesempatan bagi provinsi Bengkulu memperkenalkan ragam kreasi kebudayaannya pada peserta Konferensi APPRA 2019.
"Bukan hanya kebudayaan Bengkulu yang kita perkenalkan. Namun juga produk-produk unggulan Bengkulu kita pamerkan," jelas Ferry.
Bahwa Bengkulu itu Indonesia, tambah Ferry, yang memiliki kekayaan budaya serta peradaban yang layak diperkenalkan pada dunia. (p/ab)